Antara keindahan lahiriah dan kesucian batin

Hendaklah penampilan lahiriah yang indah dan mempesona itu diikuti oleh upaya memperindah batin dengan beribadah, berzikir, murakabah, ikhlas, tawakkal dan membenarkan segala sesuatu yang datang dari Allah swt. Dengan demikian, akan lahir kesatuan antara keindahan lahiriah dan kesucian batin dan menjadi cahaya di atas cahaya.

Riak #1

Allah menyukai orang-orang yang baik, bertakwa dan tidak terkenal yang bilamana mereka tiada, mereka tidak akan dicari, dan bilamana mereka ada, mereka tidak dikenali.

(Sedutan hadith yang panjang riwayat Umar bin Khattab r.a)

Mudah-mudahan mereka-mereka itu adalah kita insyaAllah, amiin…

Kehilangan segala-gala

Jika anda kehilangan harta benda, anda tidak kehilangan sesuatu.

Jika anda kehilangan semangat dan keberanian, berarti anda kehilangan banyak hal.

Dan jika anda kehilangan kemuliaan serta harga diri, berarti anda kehilangan segala-galanya.

3 perkara yang meningkatkan kemuliaan

  1. Memaafkan kesalahan orang lain dan menghapuskan bekas-bekasnya
  2. Memberi sesuatu kepada orang yang tidak pernah memberinya sesuatu
  3. Menyambung silaturrahim dengan orang yang memutuskan hubungan silaturrahim dengan dia.

Nasihat sepanjang zaman

Barangsiapa merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah, maka dia kaya.

Barangsiapa suka memandang harta orang lain, dia akan mati miskin.

Barangsiapa tidak redha (tidak rela) dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya, maka dia telah menentang keputusanNya (qadha’Nya)

Barangsiapa memandang remeh kesalahannya, maka dia akan memandang besar kesalahan orang lain.

Barangsiapa memandang besar kesalahannya, maka dia akan memandang remeh kesalahan orang lain.

Barangsiapa membuka aib orang lain, maka aib keturunannya akan tersingkap.

Barangsiapa menggali lubang untuk mencelakakan saudaranya, maka dia sendiri akan terjerumus ke dalamnya.

Barangsiapa bergaul dengan ulama, maka dia akan dimuliakan.

Barangsiapa memasuki tempat-tempat biasa dikunjungi orang-orang bodoh, maka dia akan direndahkan.

Dan barangsiapa memasuki tempat-tempat kemaksiatan, maka dia akan dituduh berbuat maksiat.

Antara kerendahan hati dan kesombongan diri

Musthafa Assibai berkata: Setengah pintar yang disertai tawadhu (rendah hati) lebih disenangi oleh hati manusia dan lebih bermanfaat bagi masyarakat dibandingkan dengan kecerdasan dan kepandaian yang tinggi yang disertai dengan kesombongan.

Ibadat dalam diam-diam

Dirawayatkan dari Nabi s.aw:

Apabila sudah hari kiamat,  maka datanglah suatu kaum yang bersayap seperti sayapnya burung dan mereka terbang diatas dinding-dinding syurga.

Penjaga syurga bertanya kepada mereka:  Siapakah kamu sekelian?

Mereka menjawab: Kami semua adalah dari umat Nabi Muhammad s.a.w.

Penjaga syurga bertanya: Apakah kamu mengetahui hisab?

Mereka menjawab:  Tidak

Kemudian penjaga syurga bertanya lagi:  Apakah kamu tahu titian (siraathal mustaqim)?

Mereka menjawab:  Tidak

Penjaga syurga bertanya lagi: Dengan apa kamu mendapat darjat yang tinggi ini?

Mereka menjawab: Kami telah beribadat kepada Allah dengan cara diam-diam di dunia, maka kami dimasukkan ke dalam syurga di akhirat dengan diam-diam juga.

(Zabdatul Waa’izdiina)